Thursday, June 17, 2010

Kota Monoksida

©Miss Zircon
On Air Radio IKIM

Kata ayah,
Dahulu,
Di sinilah nuri bersiul berlibur,
Di sinilah rusa bermain berhibur,
Rama-rama berlegar ke barat ke timur,
Pulangnya senja merentas zuhur,
Ralit memuja bunga nan subur.

Dahulu,
Tempat ini vila ternama,
Tiada toksik bermaharajalela,
Tanpa jerebu meliputi takhta,
Hujan gerimis penyejuk jiwa,
Di kaki langit pelangi tersenyum manja.

Dahulu,
Sungai ini jernih cermin berkaca,
Sinar suria terpantul ke muka,
Sungai ini punca rezeki desa,
Tempat haruan bertugu beristana,
Sungai ini syurga mandi-manda,
Pencari ilham ke sini kunjungnya.

Kata ayah,
Kini,
Nuri tak bersiul lagi,
Tiada seri menyambut pagi,
Rusa sudah berlalu pergi,
Mungkin merajuk membawa diri,
Rama-rama turut bersembunyi,
Bunga menanggung rindu sendiri,
Halaman mereka telah dijajahi.

Kini,
Desa ini mangsa kerasukan masa,
Tunduk di telunjuk anjakan paradigma,
Semakin alpa dimamah bayang usia,
Hutan batu kian beraja,
Ruang atmosfera seperti jelaga.


Kini,
Sungai ini racun segala derita,
Gedung penyimpan bakteria tak bervisa,
Ada Paramesium, Euglena jua Ameoba,
Pudar sudah biasan suria.

Kata ayah,
Inilah tanah air dunia berwawasan,
Kota tersurat sarat kemajuan,
Kota tersirat mercu kejahilan,
Kota metropolitan yang dimahkotakan,
Kota yang menjadi pertaruhan bangsawan,
Kota bertamadun pada zahir luaran,
Kota berteraju modal pembangunan,
Kota yang pupus modal insan,
Kota Monoksida serasi gelaran.

No comments: