Saturday, November 14, 2009

Wakaf Penantian - Puisi

Seperti malam sebelumnya,
Di sebuah wakaf pilu,
Seorang tua bersimpuh lesu,
Menghitung jari jemari,
Membilang bintang di padang langit,
Menghisab waktu gugur ke bumi,
Leka mengira baki usia.

Si tua itu,
Setia di wakaf penantian,
Mengenang nasib diri,
Lantas dia menangis kini,
Berjurai air mata,
Bukan menyalahkan sesiapa,
Sekadar fitrah wanita yang lemah,
Begitulah cara mengulit gundah,
Biar tenang membelai resah,
Lalu dia bertanya,
Dalam gementar mulut bersuara,
Bilakah anakku akan pulang?
Menjenguk ibu di wakaf usang,
Mengubat rindu hati yang walang.

(14/11/09)
Oleh: Sinosan

No comments: